Minggu, 28 Juni 2015

Pengertian Hujan dan Proses Terjadinya Hujan

Pengertian hujan dan proses terjadinya hujan – apakah itu hujan dan bagaimana proses terjadinya? penjelasannya dapat kamu baca dan pahami di artikel ini. Hujan adalah sebuah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di planet bumi.
Definisi hujan yang lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.
Di bumi, hujan adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat) uap air di atmosfer menjadi butiran-butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi secara bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara ataupun penambahan uap-uap air ke udara. Butiran hujan mempunyai ukuran yang berbeda-beda mulai dari yang mirip penekuk (butiran besar), hingga butiran yang kecil.

Proses Terjadinya Hujan
Berikut ini adalah proses atau tahapan-tahapan terjadinya hujan, penjelasanya di bawah ini:
  • Sinar matahari menyinari bumi, energi dari sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya evaporasi (penguapan) di lautan, samudra, danau, sungai dan sumber air lainnya sehingga dihasilkan uap-uap air.
  • Uap-uap air ini akan naik pada ketinggian tertentu dan akan mengalami peristiwa yang disebut kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air.
  • Kemudian Uap-uap air ini akan membentuk awan. Lalu, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa butir-butir air ini.
  • Butir-butir air ini akan menggabungkan diri (proses ini disebut koalensi) dan akan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir-butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga jatuh ke permukaan bumi.
  • Dan ketika jatuh ke permukaan bumi, butir-butir air ini akan melewati lapisan yang lebih hangat di bawahnya. Sehingga butir-butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan dengan hujan.
 
A.PENGERTIAN HUJAN
Hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhi di atas titik leleh es di dekat dan dia atas permukaan Bumi.

Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi( perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat ) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari yang mirip penekuk (butiran besar), hingga butiran kecilnya.

Hujan

B.PROSES TERJADINYA HUJAN
Proses berikut merupakan proses terbentuknya hujan dalam islam yang juga dapat diterima logika.

Proses Terjadinya Hujan

TAHAP KE-1 : “Dialah Allah yang mengirimkan angin...”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel yang disebut aerosol ini membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkat air”.

TAHAP KE-2 : “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal...”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil ( dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3 : “...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya...”
Partikel-partikel air ini yang mengelilingi butir-butir daram dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Butiran hujan memiliki beragam ukuran, mulai dari diameter rata-rata 1 milimeter (0,039 in) hingga 9 milimeter (0,35 in), di atas itu butiran akan terpisah-pisah. Butiran kecil disebut butiran awan dan berbentuk bola. Sedangkan butiran besarnya terlihat seperti hamburger. Butiran terbesar yang pernah turun di Bumi tercata di Brazil dan Kepulauan Marshall pada tahun 2004, beberapa diantaranya sebesar 10 milimeter (0,39 in). Ukuran besar ini disebabkan oleh pengembunan partikel asap besar atau tabrakan antara sekelompok kecil butiran dengan air tawar yang banyak.

C.JENIS-JENIS HUJAN

a.Berdasarkan Proses Terjadinya
  • Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
  • Hujan Senithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator(garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan), akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumplan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
  • Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan , suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
  • Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat, massa udara dingin menjadi lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
  • Hujan Muson atau Hujan Musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi di bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi di bulan Mei sampai Agustus. Siklus inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
b.Berdasarkan Ukuran Butirannya
  • Hujan Gerimis , diameter butirannya kurang dari 0.5 mm.
  • Hujan Salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada di bawah 0 derajat Celcius.
  • Hujan Batu Es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yangg suhunya dibawa 0 derajat Celcius.
  • Hujan Deras, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 derajat Celcius dengan diameter kurang lebih 7 mm.

c.Berdasarkan Besar Curah Hujan (Definisi BMKG)
  • Hujan Sedang, 20-50 mm perhari.
  • Hujan Lebat, 50-100 mm perhari.
  • Hujan Sangat Lebat, di atas 100 mm perhari.

D.PENGUKURAN HUJAN

Pengukur Hujan

Cara standar untuk mengukur curah hujan atau curah salju adalah menggunakan pengukur hujan standar, dengan variasi plastik 100 mm (4 in) dan Logam 200 mm (8 in). Tabung dalam diisi dengan 25 mm (0,89 in) hujan, limpahannya mengalir ke tabung luar. Pengukur plastik memiliki tanda di tabung dalam hingga resolusi 25 mm (0,98 in), sementara pengukur logam membutuhkan batang yang dirancang dengan tanda 25 mm. Setelah tabung dalam penuh, isinya dibuang dan diisi dengan jumlah air hujan yang tersisa di tabung luar sampai tabung luar kosong, sehingga menjumlahkan total keseluruhan sampai tabung luar kosong.

Jenis pengukuran lain adalah pengukur hujan sepatu yang populer (pengukur termurah dan paling rentan), ember miring, dan beban. Untuk mengukur curah hujan dengan cara yang murah, kaleng silindris dengan sisi tegak dapat dipakar sebagai pengukur hujan juka dibiarkan berada di tempat terbuka, namun akurasinya bergantung pada penggaris yang digunakan untuk mengukur hujan. Semua pengukur hujan tadi dapat dibuat sendiri dengan pengetahuan memadai.

Ketika perhitungan curah hujan dilakukan, berbaggai jaringan muncul di seluruh Amerika Serikat dan tempat lain, saat itu perhitungan curah hujan dapat dikirm melalui internet, seperti COCORAHS atau GLOBE. Jika jaringan Internet tidak tersedian di daerah tempat tinggal, stasiun cuaca terdekat atau kantor meteorologi akan melakukan perhitungan. Satu milimeter curah hujan sama dengan satu liter meter persegi. Ini menyederhanakan perhitungan kebutuhan air untuk pertanian.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

1 komentar:

Posting Komentar