Sabtu, 12 September 2015

LAPORAN PRAKTIKUM INFILTRASI DASAR ILMU TANAH


LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
“ KECEPATAN INFILTRASI TANAH “


 

Disusun Oleh  :
Anas Fathullah (14.141.0002)

Dosen Pengampu :
Retno Sulistyowati, SP, MP.
NIDN : 0726047505

Asisten Dosen :
Nanang Wahyudi
Sholehudin
Iid Subaida



AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya juga berterima kasih kepada Ibu Retno selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan tugas ini kepada saya serta asisten dosen yang telah berpartisipasi membimbing dan membantu saya dalam pelaksanaan praktikum. 
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk lebih memahami lagi tentang Dasar-Dasar Ilmu Tanah program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Panca Marga Probolinggo. Laporan ini di buat berdasarkan hasil praktikum mingguan dan dari hasil penyusunan data-data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum dan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Dasar-Dasar Ilmu Tanah serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema. Saya  menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.



Probolinggo, 8 Mei 2015

Penyusun

 
 



BAB I 
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
            Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah tekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah bertekstur lempung atau liat. (Hardjowigeno,2003)
            Air dapat meresap ke dalam tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lapisan tanah juga berpengaruh terhadap jumlah air tersedia dan pergerakan air dalam tanah. Lapisan keras tidak tembus air akan memperlambat pergerakan air dan mempengaruhi daya tembus dan perkembangan akar, yang secara efektif mengurangi kedalaman tanah.
           Maka dari itu praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kecepatan infiltrasi dalam tanah yang diamati dan dapat mengetahui cepat lambatnya air meresap (daya serap air) ke dalam pori-pori tanah.


1.2.  Tujuan
Untuk mengetahui kecepatan infiltrasi tanah pada masing-masing fraksi tanah (pasir, debu, liat)








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infiltrasi
Infilrasi merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah. Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run off. Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air tanah.( Hardjowigeno,1993)
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat – sifat fisiknya drajat kemapatannya, kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan nisbi air dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah.Proses berlangsungnya air masuk ke permuakan tanah kita kenal dengan infiltrasi. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.(Suripin, 2001)

2.2.      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi menurut Suripin (2001) antara lain, dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh, kelembaban tanah, pemantapan tanah oleh curah hujan, penyumbatan oleh bahan yang halus(bahan endapan), struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, pemantapan oleh orang dan hewan, udara yang terdapat dalam tanah, topografi, intensitas hujan, kekasaran permukaan, mutu air, suhu udaradan adanya kerak di permukaan.




BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Kecepatan Infiltrasi Tanah ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Panca Marga Probolinggo. Pengamatan dilakukan pada Hari Kamis, 30 April 2015 pukul 14.00 WIB sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan
1.      Bak/Aquarium yang berisikan tiga pembentuk tanah. Dengan urutan : bawah berisi liat, tengah beris debu, atas berisi pasir dengan ketinggian yang sama.
2.      Air
3.      Ember
4.      Stopwatch
5.      Alat tulis

3.3. Cara Kerja
1.      Menyiapkan Aquarium tekstur yang berisikan tiga fraksi dengan ketinggian masing-masing fraksi kurang lebih 20 cm.
2.      Menyiram air kedalam aquarium hingga tekstur sampai basah.
3.      Mengamati pergerakan air pada masing-masing fraksi.
4.      Mencatat waktu yang dibutuhkan air untuk berinfiltrasi pada masing-masing lapisan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan , maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel  : Hasil Pengamatan Infiltrasi
No
Jenis Fraksi
Waktu yang dibutuhkan
Keterangan
1
Pasir
00:00:45:86
Pori-pori pasir lebih besar sehingga kecepatan infiltrasi sangat cepat.
2
Debu
00:03:25:99
Kecepatan infiltrasi debu stabil karena pori-pori diantara pasir dan liat.
3
Liat
00:10:35:80
Pori-pori liat sangat kecil sehingga memungkinkan air  menyerap sangat membutuhkan waktu yaang agak lama dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir.


4.1. Pembahasan
Infilrasi merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah. Infiltarasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run off. Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air tanah.( Hardjowigeno,1993)


Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat – sifat fisiknya drajat kemapatannya, kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan nisbi air dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah.Proses berlangsungnya air masuk ke permuakan tanah kita kenal dengan infiltrasi.
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.(Suripin, 2001)
Dari hasil pengamatan praktikum dengan media aquarium laju infiltrasi terlihat jelas bahwa pada fraksi pasir kecepatan infiltrasinya sangat cepat karena pori-pori pasir lebih besar sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 45,86 detik dengan ketinggian 20 cm. Kemudian pada fraksi debu kecepatan infiltrasinya stabil karena pori-pori diantara pasir dan liat sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 3,26 menit dengan ketinggian 20 cm. Pada fraksi liat pori-pori liat sangat kecil sehingga memungkinkan air  menyerap sangat membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 10,36 menit dengan ketinggian 20 cm.
Menurut Nanere (1985), Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur tanah. Bila tekstur tanahnya berpasir maka laju infiltrasi semakin cepat. Tanah berpasir ialah tanah-tanah yang tersusun tidak kurang dari 70 % berat pasir dan dimasukkan ke dalam tanah bertekstur kasar. Tanah-tanah berpasir menunjukkan sifat pasir yang jelas. Tanah sangat mudah dilalui air dan udara (premeable), dan mudah ditembus akar
Sementara pada tanah dengan tekstur liat atau halus dapat menyimpan air lebih banyak dari pasir, karena liat memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air. Sehingga laju infiltrasi pada tanah liat sangat lambat.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.         Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum dengan media aquarium laju infiltrasi terlihat jelas bahwa pada fraksi pasir kecepatan infiltrasinya sangat cepat karena pori-pori pasir lebih besar sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 45,86 detik dengan ketinggian 20 cm. Kemudian pada fraksi debu kecepatan infiltrasinya stabil karena pori-pori diantara pasir dan liat sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 3,26 menit dengan ketinggian 20 cm. Pada fraksi liat pori-pori liat sangat kecil sehingga memungkinkan air  menyerap sangat membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 10,36 menit dengan ketinggian 20 cm.
    Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur tanah. Bila tekstur tanahnya berpasir maka laju infiltrasi semakin cepat. Sementara pada tanah dengan tekstur liat atau halus dapat menyimpan air lebih banyak dari pasir, karena liat memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air. Sehingga laju infiltrasi pada tanah liat sangat lambat.

5.2.        Saran
Praktikum mengenai materi berat isi tanah sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diberikan kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam kegiatan pengamatan, dan asisten hanya memberi petunjuk dan membenarkan jika praktikan ada kesalahan. Dalam praktikum ini, diharapkan untuk serius mengikuti praktikum ini dan bisa mempraktikan dilapangan . Dengan begitu dapat mengerti tentang apa yang di lakukan pada saat di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, sarwono. H. 1993. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. Akademika pressindo. Jakarta
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. ANDI. Yogyakarta
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian UPM : Probolinggo.
Nanere. 1985. Siklus Hidrologi.  Rineka Cipta. Jakarta.




Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar