Sabtu, 26 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH “ PENETAPAN pH TANAH “

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
“ PENETAPAN pH TANAH “


 


Disusun Oleh  :
Anas Fathullah (14.141.0002)

Dosen Pengampu :
Retno Sulistyowati, SP, MP.
NIDN : 0726047505

Asisten Dosen :
Nanang Wahyudi
Sholehudin
Iid Subaida



AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2015









BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbeda-beda, pengetahuan pengaruh  pH Tanah terhadap pola ketersediaan hara tanah dapat di gunakan sebagai acuan dalam pemeliharaan tanaman yang sesuai dengan suatu jenis tanah, melalui berbagai penelitian, telah di ketahui bahwa tanaman tertentu mempunyai kisaran pH ideal yang tertentu pula.
pH tanah sanggat penting di karenakan larutan tanah mengandung unsur seperti nitrogen (N),kalium (K),pospor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuhan, berkembang  dan bertahan terhadap penyakit. pH tertentu yang berukuran pada tanah di tentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu, oleh karena itu, penentuan PH tanah adalah sebuah lini yang paling penting yang dapat di gunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman, biasanya tanah pada daerah basah bersifat masam dan pada daerah kering bersifat basah.
Nilai pH berkisar antara 0 – 14, makin tinggi kepekatan/ kosentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin tinggi PH tanah, sehubungan dengan nilai pH di jumpai tiga (tiga) kemungkinan yaitu : Masam, Netral, dan Basah. pH optimum, untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur  makro tersedia secara maksimum.

1.2.   Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan nilai pH tanah, menetapkan tingkat kemasaman tanah



 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  pH Tanah
pH tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah.  Level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar antara 5–7,5.  tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan tanaman.  Efek pH tanah pada umumnya tidak langsung.  Di dalam kultur larutan umumnya tanaman budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8 atau lebih (Bunting, 1981).
PH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (didalam tanah). Makin tinggi kadar ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila kandungan H sama dengan maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2010).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).

2.2.  Faktor – Faktor Yang Mempenggaruhi pH Tanah
Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH-  yang sama pada keadaan netral pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan dan meenyatakan SI+ yang sangat kecil didalam air maupun didalam berbagai sistem hayati penting, kation-kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat pencuciannya dari tanah, (Foth, 1994)

Pengukuran pH tanah dilapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukan warna tertentu pada pH berbeda (Mohr, 1972) kondisi pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan peertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersedian unsur hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. (Hanafiah, 1990)
Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang berada  didalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita yang kita berikan jika pH dalam tanahsedang-sedang saja cenderung netral. (Tan,1990).
Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan seng berkurang apabila pH  digunakan dari 5,0 menjadi 7,5 atau 80 molidenium berkurang ketersediannya bila pH diturunkan pada pH kurang dari 5,0 besi dan mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak sehingga dapat mengganggu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Hakim, 1986).
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konesntrasi ion hidrogen H+  didalm tanah, makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih `tinggi dari pada OH- sedangkan pada tanah brsifat alkalis kandungaan ion OH- lebih tinggi pada ion H+. kemasam tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi sedangkan pengaruhnya sangat besar padatanaman, seehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat tanah yang sangat penting (Hakim, 1986)
Sifat kemasaman tanah ada dua jenis yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial, kemasan aktif ialah yang diukurnya konsentrasi ion H+ yang terdapat pada pemakaian sehari-hari. Sedangkan reaksi tanah adalahh banyaknya kadar hydrogen dapat ditukar oleh kompleks koloid tanah (Hardjowigeno, 1987).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.  Waktu dan Tempat
Praktikum Penetapan pH Tanah ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Panca Marga Probolinggo. Pengamatan dilakukan pada Hari Kamis dan Jum’at tanggal 21 dan 22 Mei 2015 pukul 14.00 WIB sampai selesai.

3.1.  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1.      Air bebas ion atau air suling (H2O) dan larutan KCl.
2.      Kertas lakmus.
3.      pH Meter dan Kolorimeter
4.      botol pengocok.

3.2.  Cara Kerja
Adapun prosedur kerja dalam menggukur pH tanah anatara lain sebagai berikut:
1.      Timbang tanah dua kali masing-masing 0,5 gram tanah. Masukkan 0,5 gram tanah kedalam botol.
2.      Tambahkan 10 ml larutan air bebas ion pada botol.
3.      Kocok dengan ayunan tangan penuh keatas dan kebawah sebanyak 20 kali.
4.      Biarkan hingga tanah mengendap dan cairan diatasnya bening.
5.      Celup ujung lakmus kedalam cairan bening tadi dan usahakan kertas lakmus tidak terbenam didalam endapan tanah.
6.      Bandingkan warna kertas pH dengan deretan pada kotak pembungkus yang telah mempunyai deretan standart. Pilih yang sama atau yang mendekati warna yang ada. Baca berapa pH larutan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan , maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1 : Hasil Pengukuran pH Tanah. 
NO
Contoh Tanah
Nilai pH
pH H2O (Kering)
pH H2O (Basah)
1
Lahan Jagung
6,9
6
2
Kacang
7
6,8
3
Bekas Lahan Padi
7
6
4
Lahan Bawang
6,8
6,8

Tabel 2 : Hasil Pengukuran pH Tanah.
NO
Sample
pH
1
Kedung Galeng
7
2
Pesisir
5
3
Mranggon
7
4
Bulu Jaran
6
5
Glagah
6
6
Liprak Kidul
6
7
Kraksan
6
8
Bentar
7
9
Bentar
7
10
Bentar
7
11
Bentar
7
12
Bentar
7

4.2.  Pembahasan
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), kalium (K) dan fosfor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh.
Dari pengamatan dilaboratorium, didapatkan hasil dimana yang berbeda diantara tabel pertama dan tabel kedua. Pada tabel pertama hasil pengukuran berbeda yaitu, contoh lahan tanaman jagung memperoleh nilai pH 6,9 (Kering) dan pH 6 (Basah), pada lahan tanaman kacang memperoleh nilai pH 7 (Kering) dan pH 6,8 (Basah), pada bekas lahan padi memperoleh nilai pH 7 (Kering) dan pH 6 (Basah), pada lahan tanaman bawang memperoleh nilai pH 7 (Kering) dan pH 6 (Basah). Sementara pada tabel kedua hasil pengukuran juga berbeda yaitu, Daerah yang mempunyai nilai pH 5 (Masam) adalah contoh tanah daerah pesisir. Daerah yang mempunyai nilai pH 6 (Agak masam) adalah contoh  tanah asal Daerah Bulu Jaran, Glagah, Liprak Kidul dan Kraksan. Daerah yang mempunyai nilai pH 7 (Netral) adalah contoh  tanah asal Daerah Kedung Galeng, Mranggon, dan Bentar.
Pada reaksi tanah yang netral yaitu pH tanahnya 7 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang banyak. pH tanah juga mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung pada tanaman. Menurut Sopardi (1979), ada tiga alasan utama nilai pH sangat penting untuk diketahui yaitu:
1.      Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara yang desarap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara yang diserap tanaman pada keadaan pH yang netral, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut didalam air.
2.      pH juga menunjukan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi  tanaman.
3.      pH tanah juga sangat mempengaruhi perkembangan mikro organisame dalam tanah pada pH 5.5 - 7.0 bakteri jamur pengurai organisme dapat berkembang dengan baik.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap lokasi. Nilai pH tanah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1.    Kondisi musim setiap tahunnya.
2.    Cara bercocok tanam.
3.    Cara pengambilan sampel tanah.
4.    Kandungan air pada saat pengambilan sampel.
5.    Metode pengukuran pH yang diguanakan.
Selain itu juga, faktor-faktor lain yang menentukan nilai pH tanah adalah pencucian kation basa dan vegetasi atau tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah. Tanaman dapat mempengaruhi pH tanah karena akar tanaman mampu mengeluarkan eksudatm akar berupa asam organik. Dekompeser dari sersah-sersah tanaman juga dapat juga mempengaruhi nilai pH dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting karena pada umunnya pH tanah berperan untuk:
1.    Menentukan mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2.    Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3.    Mempengaruhi perkembangan jasad renik.
            Perbandingan berdasarkan pengukuran nilai pH dengan menggunakan pH meter lebih akurat dibandingkan dengan indikator, hal tersebut dikarenakan pH meter menggunakan digital, maka pengukurannya ditampilkan langsung berupa angka pada monitor dan dapat menunjukkan nilai pH dari larutan yang tidak diketahui pH-nya, sedangkan pada indikator sifat penentuan nilai pH-nya terbatas pada nilai (Partana Fajar Crys, 2006).
            Manfaat dengan mengetahui pH tanah pada bidang pertanian adalah dengan mengetahui pH tanah akan menjadikan kegiatan pertanian lebih mudah karena telah mengetahui jenis maupun kandungan asam dan basa tanah, sehingga dapat menentukan komoditas apa yang cocok dibudidayakan pada tanah tersebut (Rappang, 2011).



BAB V
PENUTUP

5.1.  Kesimpulan
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), kalium (K) dan fosfor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap lokasi. Nilai pH tanah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1.    Kondisi musim setiap tahunnya.
2.    Cara bercocok tanam.
3.    Cara pengambilan sampel tanah.
4.    Kandungan air pada saat pengambilan sampel.
5.    Metode pengukuran pH yang diguanakan.
Selain itu juga, faktor-faktor lain yang menentukan nilai pH tanah adalah pencucian kation basa dan vegetasi atau tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah. Tanaman dapat mempengaruhi pH tanah karena akar tanaman mampu mengeluarkan eksudatm akar berupa asam organik. Dekompeser dari sersah-sersah tanaman juga dapat juga mempengaruhi nilai pH dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting karena pada umunnya pH tanah berperan untuk:
1.    Menentukan mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2.    Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3.    Mempengaruhi perkembangan jasad renik.

5.2.  Saran
Diharapkan agar praktikum tentang penetapan pH tanah dapat di buat dengan skala yang luas artianya untuk identifikasi jenis dan krakter tanah tidak hanya fokus pada satu titik saja sehingga kita dapat mengetahui secara keseluran karakterestik serta pH tanah pada satu daerah
DAFTAR PUSTAKA

Bunting. 1981. Konservasi Tanah dan Air. CV. Pustaka buana: Bandung.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian UPM : Probolinggo.
Pairunan,A.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur: Makassar.
Foth , 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Erlangga Jakarta.
Mohr. 1972. Tropical Soils. Net Herlands. Geuze Dordrecht
Hanafiah, A.K. 1990. Dasar –Dasar Ilmu Tanah.Edisi 1–3 Jakarta Rajawalipress.
Hardjowigeno . S. 1987. Dasar –Dasar Ilmu Tanah, Akademik,Presindo Jakarta.
Tan H. K 1990. Dasar – Dasar Kimia Tanah. Gaja Mada Universitas press Yogyakarta, Indonesia.
Hakim, 1986. dasar – dasar ILMU TANAH. Penerbit Universitas Lampung.
Soepardi G, 1979. Sifat Dan Ciri Tanah, The Nature and Properties of soild,
by Brandy, 1975.
Partana Fajar Crys, 2006. Seri IPA KIMIA 1 Kelas VII. Quadara : Jakarta
Rappang, 2011. Tanah Untuk Pertanian. http://bpp-rappang.blogspot.com
diakses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 20.30 WIB

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

Posting Komentar