LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU
TANAH
Anas Fathullah (14.141.0002)
Dosen
Pengampu :
Retno Sulistyowati, SP, MP.
NIDN : 0726047505
Asisten
Dosen :
Nanang
Wahyudi
Sholehudin
Iid
Subaida
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap tanaman memerlukan jumlah
hara dalam komposisi yang berbeda-beda, pengetahuan pengaruh pH Tanah terhadap pola ketersediaan hara
tanah dapat di gunakan sebagai acuan dalam pemeliharaan tanaman yang sesuai
dengan suatu jenis tanah, melalui berbagai penelitian, telah di ketahui bahwa
tanaman tertentu mempunyai kisaran pH ideal yang tertentu pula.
pH tanah sanggat penting di
karenakan larutan tanah mengandung unsur seperti nitrogen (N),kalium (K),pospor (P), dimana tanaman membutuhkan
dalam jumlah tertentu untuk tumbuhan, berkembang dan bertahan terhadap penyakit. pH tertentu
yang berukuran pada tanah di tentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu,
oleh karena itu, penentuan PH tanah adalah sebuah lini yang paling penting yang
dapat di gunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman, biasanya tanah
pada daerah basah bersifat masam dan pada daerah kering bersifat basah.
Nilai pH berkisar antara 0 – 14,
makin tinggi kepekatan/ kosentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH
tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin
tinggi PH tanah, sehubungan dengan nilai pH di jumpai tiga (tiga) kemungkinan
yaitu : Masam, Netral, dan Basah. pH optimum, untuk ketersediaan unsur hara
tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum.
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan nilai pH tanah, menetapkan tingkat kemasaman tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
pH Tanah
pH tanah adalah salah satu dari beberapa
indikator kesuburan tanah, sama dengan keracunan tanah. Level optimum pH
tanah untuk aplikasi penggunaan lahan berkisar antara 5–7,5. tanah dengan
pH rendah (acid) dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan tanaman.
Efek pH tanah pada umumnya tidak langsung. Di dalam kultur larutan
umumnya tanaman budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level
pH 4,8 atau lebih (Bunting, 1981).
PH tanah
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (didalam tanah). Makin tinggi
kadar ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila kandungan H
sama dengan maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7
(Hardjowigeno, 2010).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh
sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat
misel dan macam kation yang terserap. Semakin kecil kejenuhan basa, maka
semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah. Sifat misel yang
berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan
koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada
kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).
2.2. Faktor – Faktor Yang
Mempenggaruhi pH Tanah
Air bersifat netral karena
konsentrasi H+ dan OH-
yang sama pada keadaan netral pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH
digunakan untuk memudahkan dan meenyatakan SI+ yang sangat kecil
didalam air maupun didalam berbagai sistem hayati penting, kation-kation yang
dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat
pencuciannya dari tanah, (Foth, 1994)
Pengukuran pH tanah dilapangan
dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan indicator (larutan, kertas
lakmus), yang menunjukan warna tertentu pada pH berbeda (Mohr, 1972) kondisi pH
tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan peertumbuhan tanaman melalui
pengaruhnya terhadap ketersedian unsur hara dan adanya unsur-unsur yang
beracun. (Hanafiah, 1990)
Biasanya jika pH tanah semakin
tinggi maka unsur hara semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya
jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang
berada didalam tanah. Akar tanaman akan
mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita yang kita berikan jika pH dalam
tanahsedang-sedang saja cenderung netral. (Tan,1990).
Beberapa unsur hara fungsional
seperti besi, mangan, dan seng berkurang apabila pH digunakan dari 5,0 menjadi 7,5 atau 80
molidenium berkurang ketersediannya bila pH diturunkan pada pH kurang dari 5,0
besi dan mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak sehingga dapat
mengganggu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman
(Hakim, 1986).
Reaksi tanah menunjukan sifat
kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
menunjukan banyaknya konesntrasi ion hidrogen H+ didalm tanah, makin tinggi kadar ion H+
didalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pada tanah-tanah yang masam
ion H+ lebih `tinggi dari pada OH- sedangkan pada tanah
brsifat alkalis kandungaan ion OH- lebih tinggi pada ion H+.
kemasam tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi sedangkan
pengaruhnya sangat besar padatanaman, seehingga kemasaman tanah harus
diperhatikan karena merupakan sifat tanah yang sangat penting (Hakim, 1986)
Sifat kemasaman tanah ada dua jenis
yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial, kemasan aktif ialah yang
diukurnya konsentrasi ion H+ yang terdapat pada pemakaian
sehari-hari. Sedangkan reaksi tanah adalahh banyaknya kadar hydrogen dapat
ditukar oleh kompleks koloid tanah (Hardjowigeno, 1987).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum Penetapan pH Tanah ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Panca Marga Probolinggo. Pengamatan dilakukan
pada Hari Kamis dan Jum’at tanggal 21 dan 22 Mei 2015 pukul 14.00 WIB sampai
selesai.
3.1.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1.
Air bebas
ion atau air suling (H2O) dan larutan KCl.
2.
Kertas
lakmus.
3.
pH Meter
dan Kolorimeter
4.
botol
pengocok.
3.2. Cara Kerja
Adapun prosedur kerja dalam menggukur pH tanah anatara
lain sebagai berikut:
1.
Timbang
tanah dua kali masing-masing 0,5 gram tanah. Masukkan 0,5 gram tanah kedalam
botol.
2.
Tambahkan
10 ml larutan air bebas ion pada botol.
3.
Kocok
dengan ayunan tangan penuh keatas dan kebawah sebanyak 20 kali.
4.
Biarkan
hingga tanah mengendap dan cairan diatasnya bening.
5.
Celup
ujung lakmus kedalam cairan bening tadi dan usahakan kertas lakmus tidak
terbenam didalam endapan tanah.
6.
Bandingkan
warna kertas pH dengan deretan pada kotak pembungkus yang telah mempunyai
deretan standart. Pilih yang sama atau yang mendekati warna yang ada. Baca
berapa pH larutan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan ,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1 :
Hasil Pengukuran pH Tanah.
NO
|
Contoh
Tanah
|
Nilai
pH
|
|
pH
H2O (Kering)
|
pH
H2O (Basah)
|
||
1
|
Lahan Jagung
|
6,9
|
6
|
2
|
Kacang
|
7
|
6,8
|
3
|
Bekas Lahan Padi
|
7
|
6
|
4
|
Lahan Bawang
|
6,8
|
6,8
|
Tabel 2 : Hasil Pengukuran pH Tanah.
NO
|
Sample
|
pH
|
1
|
Kedung
Galeng
|
7
|
2
|
Pesisir
|
5
|
3
|
Mranggon
|
7
|
4
|
Bulu
Jaran
|
6
|
5
|
Glagah
|
6
|
6
|
Liprak
Kidul
|
6
|
7
|
Kraksan
|
6
|
8
|
Bentar
|
7
|
9
|
Bentar
|
7
|
10
|
Bentar
|
7
|
11
|
Bentar
|
7
|
12
|
Bentar
|
7
|
4.2. Pembahasan
pH tanah atau tepatnya pH larutan
tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti
nitrogen (N), kalium (K) dan fosfor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam
jumlah tertentu untuk tumbuh.
Dari pengamatan dilaboratorium,
didapatkan hasil dimana yang berbeda diantara tabel pertama dan tabel kedua. Pada
tabel pertama hasil pengukuran berbeda yaitu, contoh lahan tanaman jagung
memperoleh nilai pH 6,9 (Kering) dan pH 6 (Basah), pada lahan tanaman kacang
memperoleh nilai pH 7 (Kering) dan pH 6,8 (Basah), pada bekas lahan padi
memperoleh nilai pH 7 (Kering) dan pH 6 (Basah), pada lahan tanaman bawang
memperoleh nilai pH 7 (Kering) dan pH 6 (Basah). Sementara pada tabel kedua
hasil pengukuran juga berbeda yaitu, Daerah yang mempunyai nilai pH 5 (Masam)
adalah contoh tanah daerah pesisir. Daerah yang mempunyai nilai pH 6 (Agak
masam) adalah contoh tanah asal Daerah
Bulu Jaran, Glagah, Liprak Kidul dan Kraksan. Daerah yang mempunyai nilai pH 7
(Netral) adalah contoh tanah asal Daerah
Kedung Galeng, Mranggon, dan Bentar.
Pada reaksi tanah yang netral yaitu
pH tanahnya 7 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang banyak. pH tanah juga
mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung pada tanaman. Menurut Sopardi
(1979), ada tiga alasan utama nilai pH sangat penting untuk diketahui yaitu:
1. Menentukan
mudah tidaknya ion-ion unsur hara yang desarap oleh tanaman, pada umumnya unsur
hara yang diserap tanaman pada keadaan pH yang netral, karena pada pH tersebut
sebagian besar unsur hara mudah larut didalam air.
2.
pH juga menunjukan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman.
3. pH tanah
juga sangat mempengaruhi perkembangan mikro organisame dalam tanah pada pH 5.5
- 7.0 bakteri jamur pengurai organisme dapat berkembang dengan baik.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap
lokasi. Nilai pH tanah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1.
Kondisi
musim setiap tahunnya.
2.
Cara
bercocok tanam.
3.
Cara
pengambilan sampel tanah.
4.
Kandungan
air pada saat pengambilan sampel.
5.
Metode
pengukuran pH yang diguanakan.
Selain itu juga, faktor-faktor lain
yang menentukan nilai pH tanah adalah pencucian kation basa dan vegetasi atau
tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah. Tanaman dapat mempengaruhi pH
tanah karena akar tanaman mampu mengeluarkan eksudatm akar berupa asam organik.
Dekompeser dari sersah-sersah tanaman juga dapat juga mempengaruhi nilai pH
dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting
karena pada umunnya pH tanah berperan untuk:
1.
Menentukan
mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2.
Menunjukan
kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3.
Mempengaruhi
perkembangan jasad renik.
Perbandingan berdasarkan pengukuran
nilai pH dengan menggunakan pH meter lebih akurat dibandingkan dengan
indikator, hal tersebut dikarenakan pH meter menggunakan digital, maka
pengukurannya ditampilkan langsung berupa angka pada monitor dan dapat
menunjukkan nilai pH dari larutan yang tidak diketahui pH-nya, sedangkan pada
indikator sifat penentuan nilai pH-nya terbatas pada nilai (Partana Fajar Crys,
2006).
Manfaat dengan mengetahui pH tanah
pada bidang pertanian adalah dengan mengetahui pH tanah akan menjadikan
kegiatan pertanian lebih mudah karena telah mengetahui jenis maupun kandungan
asam dan basa tanah, sehingga dapat menentukan komoditas apa yang cocok
dibudidayakan pada tanah tersebut (Rappang, 2011).
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
pH tanah atau tepatnya pH larutan
tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti
nitrogen (N), kalium (K) dan fosfor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam
jumlah tertentu untuk tumbuh.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap
lokasi. Nilai pH tanah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1.
Kondisi
musim setiap tahunnya.
2.
Cara
bercocok tanam.
3.
Cara
pengambilan sampel tanah.
4.
Kandungan
air pada saat pengambilan sampel.
5.
Metode
pengukuran pH yang diguanakan.
Selain itu juga, faktor-faktor lain
yang menentukan nilai pH tanah adalah pencucian kation basa dan vegetasi atau
tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah. Tanaman dapat mempengaruhi pH
tanah karena akar tanaman mampu mengeluarkan eksudatm akar berupa asam organik.
Dekompeser dari sersah-sersah tanaman juga dapat juga mempengaruhi nilai pH
dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting
karena pada umunnya pH tanah berperan untuk:
1.
Menentukan
mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2.
Menunjukan
kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3.
Mempengaruhi
perkembangan jasad renik.
5.2.
Saran
Diharapkan agar praktikum tentang penetapan pH tanah
dapat di buat dengan skala yang luas artianya untuk identifikasi jenis dan krakter
tanah tidak hanya fokus pada satu titik saja sehingga kita dapat mengetahui
secara keseluran karakterestik serta pH tanah pada satu daerah
DAFTAR
PUSTAKA
Bunting.
1981. Konservasi Tanah dan Air.
CV. Pustaka buana: Bandung.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Pedoman
Praktikum. 2008. Pedoman
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian UPM : Probolinggo.
Pairunan,A.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama
Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur: Makassar.
Foth , 1994.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Erlangga
Jakarta.
Mohr. 1972. Tropical Soils. Net Herlands. Geuze
Dordrecht
Hanafiah,
A.K. 1990. Dasar –Dasar Ilmu Tanah.Edisi
1–3 Jakarta Rajawalipress.
Hardjowigeno
. S. 1987. Dasar –Dasar Ilmu Tanah, Akademik,Presindo
Jakarta.
Tan H. K 1990.
Dasar – Dasar Kimia Tanah. Gaja Mada Universitas press Yogyakarta,
Indonesia.
Hakim, 1986. dasar
– dasar ILMU TANAH. Penerbit Universitas Lampung.
Soepardi G, 1979. Sifat
Dan Ciri Tanah, The Nature and Properties of soild,
by Brandy,
1975.
Partana
Fajar Crys, 2006. Seri IPA KIMIA 1 Kelas
VII. Quadara : Jakarta
diakses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 20.30
WIB
2 komentar:
Gak ada sumber jurnalnya boss?
gk ada sumber jurnal?
Posting Komentar