Sabtu, 26 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH “ BERAT ISI “

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
“ BERAT ISI “




Disusun Oleh  :
Anas Fathullah (14.141.0002)

Dosen Pengampu :
Retno Sulistyowati, SP, MP.
NIDN : 0726047505

Asisten Dosen :
Nanang Wahyudi
Sholehudin
Iid Subaida



AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah. Dalam dasar ilmu tanah, dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi. Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas dan bahan organik. Selain itu, dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Berat isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain.
Oleh karena itu, Berat isi sangat penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan mengenai Berat isi semakin bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan Berat jenis dan Berat Isi suatu tanah. Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.
Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur dan pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan. Hal ini karena pada luas lahan dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan volume (m3), sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton). Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi dan berat jenis tanah.

1.2. Tujuan

        Untuk Memahami Pengertian Dari Berat Isi Tanah dan Untuk Memahami Cara Menentukan Berat Isi dan Berat Jenis Tanah


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Berat Isi (BI)
Berat isi  adalah perbandingan berat tanah kering dengan suatu volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam gram/cm3.Besaran ini menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-perhitangan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah. ( Foth, 1987 ).
Bobot isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi parikel-partikel tanah. Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partkel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah,dan untuk pertumbuhan akar tersebut. (Pearson et al, 1995).
Kerapatan suatu tanah adalah cara lain dalam menyatakan berat tanah. Disini seluruh ruang tanah (ruang yang diduduki oleh butir padat dan pori tanah), masuk dalam perhitungan. Kerapatan massa diukur sebagai massa suatu kesatuan masa tanah kering. Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh butiran tanah padat. Jadi tanah yang lepas dan bergumpal akan mempunyai berat persatuan volume rendah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya. (Buckman dan Brady, 1982).
Berat isi merupakan petunjuk kerapatan tanah, makin padat suatu tanah maka makin sulit meneruskan air dan penetrasi akar makin sulit. Bulk density sangat penting pada pertumbuhan tanaman karena kita dapat mengetahui kebutuhan pupuk atau air pada tiap-tiap pada tiap-tiap hektar tanah didasarkan pada berat tanah. (Harjowigeno, 2003).
Berat isi merupakan berat (massa) satu satuan volume tanah kering, umumnya dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik. Volume tanah termasuk butiran padat dan ruang pori. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah.
Kerapatan volume juga dapat ditentukan dengan menggunakan satuan gr/cm3 tiga maka nilai kerapatan isi lapisan oleh tanah yang bertekstur tanah biasa memiliki kapasitas nilai berat jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah-tanah berpasir. (Purwowidodo,1991).
Nilai dari volume berat isi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah   berstruktur  halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik memperbesar porositas (Sarief, 1986).
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Buckman dan Brandy, 1982).








2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi Berat Isi (BI)
1.      Struktur Tanah
Struktur tanah sangat mempengaruhi berat isi, apabila tanah tersebut memiliki struktur yang lempeng atau padat maka berat isi semakin besar. (Hardjowigeno,1989).
2.    Tekstur tanah
tekstur tanah juga dipengaruhi pada berat isi suatu tanah. Bila semakin lepas tekstur suatu tanah, maka berat isi tanah tersebut semakin rendah.(Soeparmadi, 1995).
3.    Ruang pori
Apabila volume yang di duduki ruangan pori lebih banyak, maka akan mengakibatkan kecepatan bobot isinya lebih besar. (Foth,1984). 
4.    Bahan organik
Bahan organik tanah mempengaruhi berat isi tanah. Bahan organik berperan dalam merekatkan tanah, bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat isi semakin rendah. (Hardjowigeno,1989). 
5.    Bahan induk
Bahan induk merupakan lapisan yang paling padat, karena adanya pembentukan struktur selama perkembangan tanah yang menyebabkan horizon horizon yang ada dibagian atas mempunyai kerapatan induk lebih rendah disbanding bahan induk aslinya.(Foth, 1984).
6.    Pengolahan tanah
Apabila tanah diolah menggunakan alat-alat berat dalam jangka panjang akan mengakibatkan penurunan terhadap agregasi tanah dan tanah akan menjadi padat. (Foth, 1984). 





2.3. Faktor faktor yang dipengaruhi Berat Isi (BI)
1.      Pengolahan tanah
Berat Isi dan Berat Jenis mempengaruhi pengolahan suatu tanah. Jika BI tinggi maka tanah tersebut mampat, sehingga membutuhkan pengelolahan tanah yang lebih seperti dibajak agar tanah menjadi gembur dan subur untuk ditanami.(Hardjowigeno,1989). 
2.      Pergerakan akar
Tanah yang bobot isinya tinggi akan menyebabkan pergerakan akar akan sedikit mengalami kesulitan karena ruang pori pada tanah sudah terisi penuh dengan material tanah lainnya. Sehingga akar tanaman sulit menembus tanah. (Hardjowigeno,1989).
3.      Dosis pupuk yang dibutuhkan
Pada area lahan yang berat isi tanahnya semakin tinggi maka dosis pupuk yang dibutuhkan semakin besar sehingga membutuhkan pupuk yang banyak. (Soeparmadi, 1995).















BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.  Waktu dan Tempat
Praktikum Penetapan Berat Isi Tanah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015 pukul 14.30 WIB, di Laboratorium Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Panca Marga Probolinggo.

3.2.  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1.      Copper ring
2.      Timbangan
3.      Oven
4.      Kaleng timbangan

3.3.  Cara Kerja
1.      Ambil contoh tanah dari lapang dengan copper ring.
2.      Timbang tanah dan ring (X g), hitung pula volume ring (pr2t), dimana :
r = jari-jari lingkaran ring (cm)
t = tebal/tinggi tabung (cm)
3.      Masukkan tanah dengan copper ringnya kedalam oven dengan suhu 1050C
4.      Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus :  
Berat Tanah Kering Oven
Bi  =                                                 gcm-3
          Volume Ring






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil Praktikum
  Tabel Hasil pengamatan Berat Isi Tanah
No
Contoh Tanah
Berat Tanah + Ring
(g) (1050C)
(A)
Berat Ring (g)
(B)
Volume Tanah (pr2t) cm3
(C)
Berat Isi (gcm-3)
( A - B )
C
1.
A1
383,4 g
114,4 g
196,25 cm3
1,370
2.
B1
315,2 g
33,5 g
196,25 cm3
1,039
3.
A2
245,1 g
41,5 g
196,25 cm3
1,435
4.
B2
388,2 g
117,2 g
196,25 cm3
1,380

4.2.  Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh berat isi tanah dari tanah yang diambil di desa Ambulu Kec. Sumber Asih Kab. Probobolinggo  yang telah teramati dan melakukan pengitungan degan rumus yang telah ditentukan memperoleh hasil berbeda-beda dari beberapa sample tanah dalam ringnya. Sample A1 pada kedalaman 0-10 cm yaitu 1,370 g/cm-³ sedangkan sample A2 pada kedalaman 0-10 cm yaitu 1,435 g/cm-³. Pada sample B1 yaitu 1,039 g/cm-³ sedangkan pada sample B2 1,380 g/cm-³. Teknik penetapan berat isi tanah dilakukan dengan cara menetapkan kadar air tanah, kemudian dengan data kadar air tanah tersebut, berat kering tanah dihitung seperti pada contoh hasil penetapan berat volume. Bila dilakukan dengan cara memanaskan seluruh tanah maka waktu yang diperlukan sampai 24 jam, seluruh tanah dalam ring dipanaskan pada suhu 105°C hingga beratnya konstan.


volumenya sama dengan volume contoh tanah yang diambil dari lapang dan nilai berat isi tanah berubah-ubah tergantung kondisi struktur tanahnya,contoh tanah untuk kadar air dilakukan hati-hati, tanah dalam ring sample tidak rusak dan dapat digunakan untuk penetapan tanah lainnya seperti permeabilitas, retensi air, dan stabilitas agregat.
Perbedaan Berat Isi Tanah disebabkan karena Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi tanah  Kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka tanah akan semakin poros sehingga Berat isinya menjadi rendah. Struktur tanah dengan struktur granuler atau remah mempunyai ruang pori total yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal) sehingga tanah dengan struktur granuler porositasnya akan lebih tinggi dibanding tanah dengan struktur massive namun nilai Berat isi tanah dengan struktur granuler akan lebih rendah dibanding tanah-tanah dengan struktur massive. Tekstur kasar nilai Berat isinya akan lebih kecil atau rendah dari pada berat isi pada tanah dengan tekstur halus, ini juga dikarenakan porositas atau jumlah ruang pori pada tanah dengan tekstur kasar umumnya lebih tinggi dibanding tanah dengan tanah bertekstur halus.Kedalaman Profil tanah yang lebih dalam pada umumnya kerapatan tanahnya lebih tinggi dibanding tanah pada profil yang dangkal sehingga berat isi tanah pada profil yang dalam umumnya lebih besar daripada tanah pada profil yang dangkal. Hal ini bisa saja disebabkan karena kandungan bahan organik pada tanah yang profilnya dalam lebih sedikit dibanding tanah pada profil yang dangkal.
Nilai dari volume berat isi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah   berstruktur  halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik memperbesar porositas (Sarief, 1986).



BAB V
PENUTUP

5.1.  Kesimpulan
Teknik penetapan berat isi tanah dilakukan dengan cara menetapkan kadar air tanah, kemudian dengan data kadar air tanah tersebut, berat kering tanah dihitung seperti pada contoh hasil penetapan berat volume. Bila dilakukan dengan cara memanaskan seluruh tanah maka waktu yang diperlukan sampai 24 jam, seluruh tanah dalam ring dipanaskan pada suhu 105°C hingga beratnya konstan. Dan volumenya sama dengan volume contoh tanah yang diambil dari lapang dan nilai berat isi tanah berubah-ubah tergantung kondisi struktur tanahnya,contoh tanah untuk kadar air dilakukan hati-hati, tanah dalam ring sample tidak rusak dan dapat digunakan untuk penetapan tanah lainnya seperti permeabilitas, retensi air, dan stabilitas agregat. Perbedaan Berat Isi Tanah disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi tanah  Kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka tanah akan semakin poros sehingga Berat isinya menjadi rendah.

5.2.  Saran
Praktikum mengenai materi berat isi tanah sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diberikan kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam kegiatan pengamatan, dan asisten hanya memberi petunjuk dan membenarkan jika praktikan ada kesalahan.







DAFTAR PUSTAKA


Foth, Henry D. 1986. Fundamental of Soil Science. Gajah Mada University. Yogyakarta.
Pearson el al, 1995. Sustainable Dryland Cropping in relation to soil produksctivity : FAO
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian UPM : Probolinggo.
Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya Aksara.
Hardjowigeno, Prof.Dr.Ir.H.Sarwono, 2003, Ilmu Tanah Akademik Persindo : Jakarta.
Purwowidodo. 1991. Ganesa Tanah. Jakrta: Rajawali.
Sarief, S. 1986. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung
Hardjowigeno, S. 1989.Dasar Ilmu Tanah.Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta
Soeparmadi, amin. 1995. Dasar dasar ilmu tanah. Pustaka : Bogor
Foth , 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Erlangga Jakarta.


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar