LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU
TANAH
“ BERAT ISI “
Disusun Oleh :
Anas Fathullah (14.141.0002)
Dosen
Pengampu :
Retno Sulistyowati, SP, MP.
NIDN : 0726047505
Asisten
Dosen :
Nanang
Wahyudi
Sholehudin
Iid
Subaida
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari
tanah. Dalam dasar ilmu tanah, dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi.
Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas dan bahan organik. Selain itu,
dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi,
konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa Berat isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain.
Oleh karena itu, Berat isi sangat penting untuk dipelajari
sehingga pengetahuan mengenai Berat isi semakin bertambah. Dan kita dapat
menghitung dan menentukan Berat jenis dan Berat Isi suatu tanah. Data
sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan
kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai
kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat
kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.
Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian
pupuk, penambahan kapur dan pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan. Hal
ini karena pada luas lahan dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan volume
(m3), sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga
volume tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton).
Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah. Oleh
karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi dan berat jenis tanah.
1.2.
Tujuan
Untuk Memahami Pengertian Dari Berat Isi Tanah dan Untuk Memahami Cara Menentukan Berat Isi dan Berat Jenis Tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Berat Isi (BI)
Berat isi adalah perbandingan berat tanah kering dengan
suatu volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam
gram/cm3.Besaran ini menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air
persatuan isi. Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya
disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian,
tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam
perhitungan-perhitangan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan
dan, pengolahan tanah. ( Foth, 1987 ).
Bobot isi tanah adalah ukuran
pengepakan atau kompresi parikel-partikel tanah. Bobot isi tanah bervariasi
bergantung pada kerekatan partkel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar
untuk menembus (penetrasi) tanah,dan untuk pertumbuhan akar tersebut. (Pearson
et al, 1995).
Kerapatan suatu
tanah adalah cara lain dalam menyatakan berat tanah. Disini seluruh ruang tanah
(ruang yang diduduki oleh butir padat dan pori tanah), masuk dalam perhitungan.
Kerapatan massa diukur sebagai massa suatu kesatuan masa tanah kering.
Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh butiran tanah
padat. Jadi tanah yang lepas dan bergumpal akan mempunyai berat persatuan
volume rendah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya. (Buckman dan
Brady, 1982).
Berat isi merupakan petunjuk kerapatan tanah, makin padat suatu tanah maka makin
sulit meneruskan air dan penetrasi akar makin sulit. Bulk density sangat
penting pada pertumbuhan tanaman karena kita dapat mengetahui kebutuhan pupuk
atau air pada tiap-tiap pada tiap-tiap hektar tanah didasarkan pada berat
tanah. (Harjowigeno, 2003).
Berat isi
merupakan berat (massa) satu satuan volume tanah kering, umumnya dinyatakan
dalam gram per sentimeter kubik. Volume tanah termasuk butiran padat dan ruang
pori. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah.
Kerapatan
volume juga dapat ditentukan dengan menggunakan satuan gr/cm3 tiga
maka nilai kerapatan isi lapisan oleh tanah yang bertekstur tanah biasa
memiliki kapasitas nilai berat jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan
tanah-tanah berpasir. (Purwowidodo,1991).
Nilai dari
volume berat isi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik
tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah berstruktur
halus mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah
dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah,
karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik
memperbesar porositas (Sarief, 1986).
Tanah-tanah
organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan
tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung
pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan,
struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat
dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan
organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada
mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Buckman dan
Brandy, 1982).
2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi Berat
Isi (BI)
1. Struktur Tanah
Struktur tanah
sangat mempengaruhi berat isi, apabila tanah tersebut memiliki struktur yang
lempeng atau padat maka berat isi semakin besar. (Hardjowigeno,1989).
2. Tekstur tanah
tekstur tanah
juga dipengaruhi pada berat isi suatu tanah. Bila semakin lepas tekstur suatu
tanah, maka berat isi tanah tersebut semakin rendah.(Soeparmadi, 1995).
3. Ruang pori
Apabila volume
yang di duduki ruangan pori lebih banyak, maka akan mengakibatkan kecepatan
bobot isinya lebih besar. (Foth,1984).
4. Bahan organik
Bahan organik
tanah mempengaruhi berat isi tanah. Bahan organik berperan dalam merekatkan
tanah, bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat isi semakin
rendah. (Hardjowigeno,1989).
5. Bahan induk
Bahan induk merupakan lapisan yang
paling padat, karena adanya pembentukan struktur selama perkembangan tanah yang
menyebabkan horizon horizon yang ada dibagian atas mempunyai kerapatan induk
lebih rendah disbanding bahan induk aslinya.(Foth, 1984).
6. Pengolahan
tanah
Apabila tanah diolah menggunakan alat-alat berat dalam
jangka panjang akan mengakibatkan penurunan terhadap agregasi tanah dan tanah
akan menjadi padat. (Foth,
1984).
2.3. Faktor faktor
yang dipengaruhi Berat Isi (BI)
1.
Pengolahan tanah
Berat Isi dan Berat Jenis mempengaruhi pengolahan suatu
tanah. Jika BI tinggi maka tanah tersebut mampat, sehingga membutuhkan
pengelolahan tanah yang lebih seperti dibajak agar tanah menjadi gembur dan
subur untuk ditanami.(Hardjowigeno,1989).
2.
Pergerakan akar
Tanah yang bobot isinya tinggi akan menyebabkan
pergerakan akar akan sedikit mengalami kesulitan karena ruang pori pada tanah
sudah terisi penuh dengan material tanah lainnya. Sehingga akar tanaman sulit
menembus tanah. (Hardjowigeno,1989).
3.
Dosis pupuk yang dibutuhkan
Pada area lahan yang berat isi tanahnya semakin tinggi
maka dosis pupuk yang dibutuhkan semakin besar sehingga membutuhkan pupuk yang
banyak. (Soeparmadi, 1995).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum Penetapan Berat Isi Tanah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015 pukul 14.30 WIB, di Laboratorium
Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Panca Marga Probolinggo.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1.
Copper ring
2.
Timbangan
3.
Oven
4.
Kaleng timbangan
3.3. Cara Kerja
1.
Ambil contoh
tanah dari lapang dengan copper ring.
2.
Timbang tanah
dan ring (X g), hitung pula volume ring (pr2t), dimana :
r = jari-jari lingkaran ring (cm)
t = tebal/tinggi tabung (cm)
3.
Masukkan tanah
dengan copper ringnya kedalam oven dengan suhu 1050C
4.
Berat isi tanah
dapat dihitung dengan rumus :
Berat Tanah Kering Oven
Bi = gcm-3
Volume Ring
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Tabel Hasil pengamatan Berat Isi Tanah
No
|
Contoh Tanah
|
Berat Tanah + Ring
(g) (1050C)
(A)
|
Berat Ring (g)
(B)
|
Volume Tanah (pr2t) cm3
(C)
|
Berat Isi (gcm-3)
( A - B )
C
|
1.
|
A1
|
383,4 g
|
114,4 g
|
196,25 cm3
|
1,370
|
2.
|
B1
|
315,2 g
|
33,5 g
|
196,25 cm3
|
1,039
|
3.
|
A2
|
245,1 g
|
41,5 g
|
196,25 cm3
|
1,435
|
4.
|
B2
|
388,2 g
|
117,2 g
|
196,25 cm3
|
1,380
|
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh berat isi tanah dari tanah yang
diambil di desa Ambulu Kec. Sumber Asih Kab. Probobolinggo yang telah teramati dan melakukan
pengitungan degan rumus yang telah ditentukan memperoleh hasil berbeda-beda dari
beberapa sample tanah dalam ringnya. Sample A1 pada kedalaman 0-10 cm yaitu 1,370 g/cm-³ sedangkan sample A2 pada kedalaman 0-10 cm yaitu 1,435 g/cm-³. Pada sample
B1 yaitu 1,039 g/cm-³ sedangkan pada
sample B2 1,380 g/cm-³. Teknik penetapan berat isi tanah
dilakukan dengan cara menetapkan kadar air tanah, kemudian dengan data kadar
air tanah tersebut, berat kering tanah dihitung seperti pada contoh hasil
penetapan berat volume. Bila dilakukan dengan cara memanaskan seluruh tanah
maka waktu yang diperlukan sampai 24 jam, seluruh tanah dalam ring dipanaskan
pada suhu 105°C hingga beratnya konstan.
volumenya sama dengan volume contoh tanah yang diambil dari
lapang dan nilai berat isi tanah berubah-ubah tergantung kondisi struktur
tanahnya,contoh tanah untuk kadar air dilakukan hati-hati, tanah dalam ring
sample tidak rusak dan dapat digunakan untuk penetapan tanah lainnya
seperti permeabilitas, retensi air, dan stabilitas agregat.
Perbedaan Berat
Isi Tanah disebabkan karena Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi
tanah Kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka
tanah akan semakin poros sehingga Berat isinya menjadi rendah. Struktur tanah dengan struktur granuler atau remah mempunyai ruang pori
total yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal)
sehingga tanah dengan struktur granuler porositasnya akan lebih tinggi
dibanding tanah dengan struktur massive namun nilai Berat isi tanah dengan
struktur granuler akan lebih rendah dibanding tanah-tanah dengan struktur
massive. Tekstur kasar nilai Berat isinya akan lebih kecil atau rendah dari
pada berat isi pada tanah dengan tekstur halus, ini juga dikarenakan porositas
atau jumlah ruang pori pada tanah dengan tekstur kasar umumnya lebih tinggi
dibanding tanah dengan tanah bertekstur halus.Kedalaman Profil tanah yang lebih
dalam pada umumnya kerapatan tanahnya lebih tinggi dibanding tanah pada profil
yang dangkal sehingga berat isi tanah pada profil yang dalam umumnya lebih
besar daripada tanah pada profil yang dangkal. Hal ini bisa saja disebabkan
karena kandungan bahan organik pada tanah yang profilnya dalam lebih sedikit
dibanding tanah pada profil yang dangkal.
Nilai dari
volume berat isi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah,
porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah berstruktur halus
mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan
tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan
organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik memperbesar
porositas (Sarief, 1986).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Teknik penetapan berat isi tanah dilakukan dengan cara
menetapkan kadar air tanah, kemudian dengan data kadar air tanah tersebut,
berat kering tanah dihitung seperti pada contoh hasil penetapan berat volume.
Bila dilakukan dengan cara memanaskan seluruh tanah maka waktu yang diperlukan
sampai 24 jam, seluruh tanah dalam ring dipanaskan pada suhu 105°C hingga
beratnya konstan. Dan volumenya sama dengan volume contoh tanah yang diambil
dari lapang dan nilai berat isi tanah berubah-ubah tergantung kondisi struktur
tanahnya,contoh tanah untuk kadar air dilakukan hati-hati, tanah dalam ring
sample tidak rusak dan dapat digunakan untuk penetapan tanah lainnya
seperti permeabilitas, retensi air, dan stabilitas agregat. Perbedaan Berat Isi Tanah disebabkan karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi berat isi tanah Kandungan bahan
organik. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka tanah akan semakin
poros sehingga Berat isinya menjadi rendah.
5.2. Saran
Praktikum
mengenai materi berat isi tanah sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam
kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diberikan kesempatan seluruhnya untuk
aktif dalam kegiatan pengamatan, dan asisten hanya memberi petunjuk dan
membenarkan jika praktikan ada kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D. 1986. Fundamental of
Soil Science. Gajah Mada University. Yogyakarta.
Pearson el al, 1995. Sustainable Dryland Cropping in relation to soil produksctivity
: FAO
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian UPM :
Probolinggo.
Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat
Karya Aksara.
Hardjowigeno, Prof.Dr.Ir.H.Sarwono, 2003, Ilmu Tanah Akademik Persindo :
Jakarta.
Sarief,
S. 1986. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung
Hardjowigeno, S. 1989.Dasar Ilmu
Tanah.Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta
Soeparmadi, amin. 1995. Dasar
dasar ilmu tanah. Pustaka : Bogor
Foth , 1994.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Erlangga
Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar