Sabtu, 26 Desember 2015

EKOLOGI





Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani “Oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu), secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Ekologi berasal dari kata Latin “oekologie” yang berasal dari kata oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti kajian atau ilmu. Jadi ekologi berarti kajian organisme di habitatnya atau di tempat hidupnya.
Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos = ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang memiliki nilai ekonomi Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang tanaman di rumah (lingkungan) sendiri.
Ekologi Tanaman yaitu ilmu yang membicarakan tentang spektrum hubungan timbal balik yang terdapat antara tanaman dan lingkungannya serta antara kelompok-kelompok tanaman.
Dalam hal ini penting disadari bahwa tanaman tidak terdapat sebagai individu atau kelompok individu yang terisolasi. Semua tanaman berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain dan dengan lingkungan fisik tempat hidupnya.
Dalam proses interaksi ini, tanaman saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup tanaman. 
Ciri khas ekologi tanaman (plant ecology), adalah tanaman dapat mengubah energi kimia menjadi energi potensial dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
Ekologi tanaman meliputi tiga aspek pokok, yaitu:
Agronomi;
Fisiologi Tanaman;
Klimatologi Pertanian.
Ketiga aspek ekologi Tumbuhan itu merupakan suatu kelompok ilmu pertanian, yang satu sama lainnya mempunyai hubungan timbal balik. Factor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, ketersediaan air, dan factor metereologi lainnya merupakan kajian klimatologi yang langsung berpengaruh terhadap aspek fisiologis tanaman. Aspek-aspek fisiologis tanaman sebagai pengaruh factor lingkungan akan merupakan suatu pertimbangan untuk mengelola tanaman, agar diperoleh produksi yang maksimum. Oleh sebab itu, ketiga ilmu ini merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan dikaji tersendiri dan harus merupakan suatu kesatuan.
Spesialisasi Ekologi Tumbuhan 
Ekologi tumbuhan dapat dianggap sebagai suatu spesialisasi dalam ekologi. Beberapa ilmuwan dan pendidik mengeritik pembagian ekologi ke dalam ekologi tumbuhan dan hewan, alasannya pembagian tersebut artitisial dan merusak pengertian ekosistem itu sendiri (suatu ekosistem adalah keseluruhan komunitas tumbuhan, komunitas hewan dan lingkungan dalam wilayah khusus atau habitat).
Kita semua pada hakekatnya adalah spesialis, dengan cara ini terjadi kemajuan yang lebih pesat. Seseorang tidak dapat menguasai semua bidang ekologi, dengan demikian biarlah terbagi menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Pembagian ini juga dilihat dari perbedaan struktur, tingkah laku dan fungsi antara hewan dan tumbuhan yang sangat berbeda, sehingga banyak prinsip ekologi tumbuhan tak dapat diterapkan begitu saja ke dalam prinsip ekologi hewan, begitu juga sebaliknya.
Pembagian ekologi menjadi ekologi hewan dan tumbuhan secara artifisial ini bukan berarti kita harus mengurangi spesialisasi, tetapi mendorong kita untuk selalu mengadakan komunikasi satu sama lain sehingga mengurangi kesenjangan antara ekologi tumbuhan dan ekologi hewan.
2.4.1 Sinekologi (Ekologi komunitas)
Sinekologi berkembangan dari Geografi Tumbuhan, yang mengkaji pada tingkat komunitas. Sinonim dari Sinekologi adalah Ekologi komunitas, Filososiologi, Geobotani, Ilmu Vegetasi dan Ekologi Vegetasi. Sinekologi mengkaji komunitas tumbuhan dalam hal:
1. Sosiologi Tumbuhan, yaitu deskripsi dan pemetaan tipe vegetasi dan komunitas.
2. Komposisi dan struktur komunitas
3. Pengamatan dinamika komunitas, yang mencakup proses seperti transfer nutrien dan energi antar anggota, hubungan antagonistis dan simbiotis antara anggota, dan proses, dan suksesi (perubahan komunitas menurut waktu).
4. Mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan bentuk komunitas secara evolusioner.

2.4.2 Autekologi (Ekologi Spesies)
Bagian dari ekologi tumbuhan yang mengkaji masalah adaptasi dan tingkah laku spesies atau populasi dalam kaitannya dengan lingkungannya. Sub divisi dari autekolgi meliputi demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan demografi (pengaturan ukuran populasi), ekologi fisiologi atau ekofisiologi, dan genekologi (genetika).
Autekologi mencoba untuk menjelaskan mengapa suatu spesies dapat terdistribusi. Bagaimana sifat fenologi, fisiologi, morfologi dan tingkah laku atau genetik dari suatu spesies yang sukses terus pada suatu habitat. Mereka mencoba menggambarkan bagaimana pengaruh lingkungan pada tingkat populasi, organismik dan sub organismik. Autekologi dapat bergerak ke dalam spesialisasi lain di luar ekologi, seperti fisiologi, genetika, evolusi dan biosistematik.
Suksesi
Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks. Klimaks merupakan fase kematangan yang final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu perkembangan vegetasi dalam suatu iklim.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi :
1.      suksesi primer
Terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Contoh dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
2.      suksesi sekunder
Terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya, misalnya angin topan, banjir, kebakaran.

Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar