Orbit bumi mengelilingi matahari adalah elip,
sehingga jarak matahari-bumi berbeda. Jarak bumi-matahari minimum 147 juta km,
terjadi tanggal 3 januhari(perihelium) dan maksimum 152 juta km tanggal 4
juni(aphelium). Akibatnya radiasi
matahari pada puncak atmosfer pada bulan januhari adalah sekitar 7% lebih kuat pada bulan juni, dan beda ini
sama pada semua lintang dalam teori faktor ini menimbulkan belahan bumi selatan
lebih panas ketika musim panas dan lebih dingin pada musim dingin dibandingkan
belahan bumi utara.
Secara klimatologis, beda intensitas intensitas
insolasi yang disebabkan oleh variasi elevasi matahari yaitu posisi matahari di
langit di atas horizon yang biasannya ditunjukan pada waktu local tengah
hari(noon) ketika matahari mencapai elevasi maksimum hariannya.
Ada tiga alasan mengapa posisi tinggi matahari menyebabkan
insolasi lebih kuat dibandingkan elevasi rendah;
1.
Sinar yang tegak dari
posisi matahari tinggi mencakup
permukaan yang lebih kecil daripada sinar yang miring dari posisi
rendah. Intensitas insonasi berpariasi secara profosional terhadap sinus sudut datang.
2.
Posisi tinggi matahari
berarti radiasi matahari melewati atmosfer yang lebih tipis, akibatnya atenuasi
kecil( hamburan yang disebabkan oleh partikel debu atmosferik lebih kecil).
Efek ini secara jelas ditunjukan oleh kenyataan bahwa untuk melihat pada posisi
terlindungi(kaca mata gelap), tetapi sangat berbahaya bila matahari pada posisi
tinggi di langit. Kasus ini disebabkan proporsi radiasi gelombang pendek difus
dan radiasi langsung berbeda. Radiasi gelombang pendek langsung adalah radiasi
yang tidak diserap, dihamburkan atau dipantulkan. Hamburan mempengaruhi
terutama pada panjang gelombang radiasi matahari yang lebih pendek, sehingga
sinar kemerah-merahan(reddish) lebih menguasai bila terjadi hamburan kuat.
Sehingga matahari pada saat terbenam dan terbit warnanya merah.
3.
Efek yang berkaitan
dengan elefasi matahari adalah albedo, prosentase insolasi yang dipantulkan
tidak berubah oleh permukaan bumi. Sedangkan albedo dikendalikan oleh
sifat-sifat fisis permukaan terutama warnanya, dalam keadaan yang sama maka
albedo berkurang dengan elevasi matahari yang lebih tinggi. Efeknya sangat kuat
terutama di atas air karena itu secara klimatologis sangat penting di daerah
tropis dan benua maritime Indonesia
dimana sekitar 70-75% permukaan bumi ditempati oleh laut atau lautan.
(Tjasyono,2008;75).
Intensitas insolasi yang diterima oleh berbagai
tempat serta setiap saat tidak sama besarnnya. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi adalah
1.
Konstate matahari
Konstante matahari besarnya rata-rata 1,94 cal/cm2/menit,
sebenarnyya selalu mengalami perubahan, walapun perubahan tersebut tidak besar.
Perubahan itu disebabkan oleh;
a.
Berubahnya intensitas
radiasi yang dipancarkan oleh permukaan matahari yang disebabkan oleh perubahan
noda-noda matahari.
b.
Perubahan jarak bumi
ke matahari.jarak bumi-matahari berubah-ubah sebab obit orbit bumi mengelilingi
matahari berbentuk elip dan matahari
terletak pada titik apinya(waryono,1987;14).
2.
Sudut datang sinar
matahari
Sudut datang sinar matahari selalu berubah
setiap saat. Perbedaan sudut pandang
sinar matahari menyebabkan;
a.
Perbedaan luas
permukaan horizontal yang mendapat sinar. Makin besar sudut datang sinar
matahari, sinar tersebut akan membentang pada permukaan horizontal yang lebih
sempit sehingga energi matahari yang diterima oleh setiap kesatuan yang luas
lebih besar(waryono,1987;14).
b.
Perbedaan panjang
atmosfer yang didahului oleh sinar matahari. Makin besar sudut datang sinar
matahari, makin pendek atmosfer yang dilalui oleh sinar, sehingga kehilangan
energi matahari akibat proses absopsi, refleksi dan scattering, ketika melalui
atmosfer lebih kecil (waryono,1987;14).
3.
Panjangnya siang hari
Panjang siang hari disetiap tempat tidaklah
sama, kecuali tempat-tempat yang terletak di equator. Siang terpanjang terjadi
di waktu solsium musim panas dan siang
terpendek terjadi waktu soltisium musim dingin. Besarnya energi yang diterima
berbanding lurus dengan lamanya waktu penerimaan. Karena itu makin panjang
siang harinya makin besar pula insolasinya(waryono,1987;16).
4.
Keadaan atmosfer
Ketika radiasi matahari melalui atmosfer
diperlemah oleh adanya absorsi, refleksi dan scattering oleh
atmosfer(waryono,1987;16) sehingga akan mempengaruhi intesitas insonasi matahri
menuju bumi.
Menurut sumber lain factor mempengaruhi
intensitas insonasi matahari adalah lintang tempat dan letak tempat. Misalnya,
jika ada efek penyerapan, hamburan dan pemantulan dari lapisan atmosfer, maka
jumlah insonasi bergantung pada sudut jatuh sinar matahari dan durasi radiasi
matahari. Bertambahnya lintang tempat menyebabkan sudut jatuh dan intensitas
insolasi berkuurang, selain itu letak tempat mempengaruhi sudut jatuh sinar
matahari pada permukaan, dengan demikian mempengaruhi intensitas insolasi
terutama didaerah lembah dan dilereng pegunungan
0 komentar:
Posting Komentar