LAPORAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU
TANAH
“ PENGAMBILAN CONTOH TANAH “
Disusun Oleh :
Anas Fathullah (14.141.0002)
Dosen
Pengampu :
Retno Sulistyowati, SP, MP.
NIDN : 0726047505
Asisten Dosen
:
Nanang
Wahyudi
Sholehudin
Iid
Subaida
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya juga berterima kasih kepada Ibu
Retno selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang
telah memberikan tugas ini kepada saya serta asisten dosen yang telah
berpartisipasi membimbing dan membantu saya dalam pelaksanaan praktikum.
Adapun tujuan pembuatan
laporan ini adalah untuk lebih memahami lagi tentang Dasar-Dasar Ilmu Tanah
program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Panca Marga
Probolinggo. Laporan ini di buat berdasarkan hasil praktikum mingguan dan dari hasil penyusunan data-data primer yang diperoleh dari hasil
pengamatan praktikum dan data-data sekunder yang diperoleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan Dasar-Dasar Ilmu Tanah serta infomasi
dari media massa yang berhubungan dengan tema. Saya menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih jauh
dari sempurna terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Semoga
laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang.
Probolinggo, 8 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi
oleh tekstur tanah. Tanah-tanah tekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih
kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam
pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah bertekstur
lempung atau liat. (Hardjowigeno,2003)
Air dapat meresap ke dalam tanah karena adanya gaya-gaya
adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lapisan tanah juga berpengaruh terhadap jumlah
air tersedia dan pergerakan air dalam tanah. Lapisan keras tidak tembus air
akan memperlambat pergerakan air dan mempengaruhi daya tembus dan perkembangan
akar, yang secara efektif mengurangi kedalaman tanah.
Maka dari itu
praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kecepatan
infiltrasi dalam tanah yang diamati dan dapat mengetahui cepat lambatnya air
meresap (daya serap air) ke dalam pori-pori tanah.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui kecepatan
infiltrasi tanah pada masing-masing fraksi tanah (pasir, debu, liat)
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Infiltrasi
Infilrasi
merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah. Infiltarasi
berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run off.
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air
tanah.( Hardjowigeno,1993)
Kapasitas
infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat – sifat fisiknya drajat kemapatannya,
kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan nisbi air dan iklim
mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena pengaruh
gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari pukulan
air hujan pada permukaan tanah.Proses berlangsungnya air masuk ke permuakan
tanah kita kenal dengan infiltrasi. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur
dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga
waktu.(Suripin, 2001)
2.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Laju Infiltrasi
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi menurut Suripin (2001) antara lain,
dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh,
kelembaban tanah, pemantapan tanah oleh curah hujan, penyumbatan oleh bahan
yang halus(bahan endapan), struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, pemantapan oleh orang
dan hewan, udara yang terdapat dalam tanah, topografi, intensitas hujan,
kekasaran permukaan, mutu air, suhu udaradan adanya kerak di permukaan.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Kecepatan Infiltrasi Tanah ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Pertanian, Universitas Panca Marga Probolinggo. Pengamatan dilakukan pada Hari Kamis, 30 April 2015 pukul 14.00 WIB sampai selesai.
3.2.
Alat dan Bahan
1.
Bak/Aquarium
yang berisikan tiga pembentuk tanah. Dengan urutan : bawah berisi liat, tengah
beris debu, atas berisi pasir dengan ketinggian yang sama.
2.
Air
3.
Ember
4.
Stopwatch
5.
Alat tulis
3.3.
Cara Kerja
1.
Menyiapkan
Aquarium tekstur yang berisikan tiga fraksi dengan ketinggian masing-masing
fraksi kurang lebih 20 cm.
2.
Menyiram air
kedalam aquarium hingga tekstur sampai basah.
3.
Mengamati
pergerakan air pada masing-masing fraksi.
4.
Mencatat
waktu yang dibutuhkan air untuk berinfiltrasi pada masing-masing lapisan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Berdasarkan
hasil pengamatan dan perhitungan , maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel : Hasil
Pengamatan Infiltrasi
No
|
Jenis Fraksi
|
Waktu yang
dibutuhkan
|
Keterangan
|
1
|
Pasir
|
00:00:45:86
|
Pori-pori pasir lebih besar sehingga kecepatan infiltrasi sangat cepat.
|
2
|
Debu
|
00:03:25:99
|
Kecepatan infiltrasi debu stabil karena pori-pori diantara pasir dan
liat.
|
3
|
Liat
|
00:10:35:80
|
Pori-pori liat sangat kecil sehingga memungkinkan air menyerap sangat membutuhkan waktu yaang
agak lama dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir.
|
4.1. Pembahasan
Infilrasi
merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah. Infiltarasi
berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan atau run off.
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dari air
tanah.( Hardjowigeno,1993)
Kapasitas
infiltrasi suatu tanah dipengaruhi sifat – sifat fisiknya drajat kemapatannya,
kandungan air dan permiabilitas lapisan bawah permukaan nisbi air dan iklim
mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena pengaruh
gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan pula oleh tekanan dari pukulan
air hujan pada permukaan tanah.Proses berlangsungnya air masuk ke permuakan
tanah kita kenal dengan infiltrasi.
Laju
infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar
materi tersuspensi dalam air juga waktu.(Suripin, 2001)
Dari hasil pengamatan praktikum dengan media aquarium laju infiltrasi terlihat jelas
bahwa pada fraksi pasir kecepatan infiltrasinya sangat
cepat karena pori-pori pasir lebih besar sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat
pengamatan infiltrasi diperoleh 45,86 detik dengan ketinggian 20 cm. Kemudian pada fraksi debu kecepatan infiltrasinya stabil karena pori-pori diantara
pasir dan liat sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan
infiltrasi diperoleh 3,26 menit dengan ketinggian 20 cm. Pada fraksi liat
pori-pori liat sangat kecil sehingga memungkinkan air menyerap sangat membutuhkan waktu yang lama
dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, sehingga durasi waktu yang
dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 10,36 menit dengan
ketinggian 20 cm.
Menurut Nanere (1985), Laju
infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur tanah. Bila tekstur tanahnya berpasir maka
laju infiltrasi semakin cepat. Tanah berpasir ialah tanah-tanah yang tersusun
tidak kurang dari 70 % berat pasir dan dimasukkan ke dalam tanah bertekstur
kasar. Tanah-tanah berpasir menunjukkan sifat pasir yang jelas. Tanah sangat
mudah dilalui air dan udara (premeable), dan mudah ditembus akar
Sementara pada tanah dengan tekstur
liat atau halus dapat menyimpan air lebih banyak dari pasir, karena liat
memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air. Sehingga laju
infiltrasi pada tanah liat sangat lambat.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum
dengan media aquarium laju infiltrasi terlihat jelas bahwa pada fraksi pasir kecepatan infiltrasinya sangat cepat karena pori-pori pasir
lebih besar sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan
infiltrasi diperoleh 45,86 detik dengan ketinggian 20 cm. Kemudian pada fraksi debu kecepatan infiltrasinya stabil karena pori-pori diantara
pasir dan liat sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan
infiltrasi diperoleh 3,26 menit dengan ketinggian 20 cm. Pada fraksi liat
pori-pori liat sangat kecil sehingga memungkinkan air menyerap sangat membutuhkan waktu yang lama
dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, sehingga durasi waktu yang
dibutuhkan pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 10,36 menit dengan
ketinggian 20 cm.
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh
tekstur tanah. Bila tekstur tanahnya berpasir maka laju infiltrasi semakin
cepat. Sementara
pada tanah dengan tekstur liat atau halus dapat menyimpan air lebih banyak dari
pasir, karena liat memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air.
Sehingga laju infiltrasi pada tanah liat sangat lambat.
5.2.
Saran
Praktikum mengenai materi berat isi tanah sangat
bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan
diberikan kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam kegiatan pengamatan, dan
asisten hanya memberi petunjuk dan membenarkan jika praktikan ada kesalahan. Dalam praktikum ini, diharapkan untuk serius mengikuti praktikum ini dan
bisa mempraktikan dilapangan . Dengan begitu dapat mengerti tentang apa yang di
lakukan pada saat di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjowigeno, sarwono. H. 1993. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. Akademika pressindo. Jakarta
Hardjowigeno, S. 2003.
Ilmu Tanah. Akademika Presindo.
Jakarta.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air.
ANDI. Yogyakarta
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertaian UPM :
Probolinggo.
Nanere. 1985. Siklus
Hidrologi. Rineka Cipta. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar